TAHUN BARU sudah di depan mata. Momen yang sangat
dinantikan oleh setiap orang sekaligus sebagai ajang untuk introspeksi
dan mengevaluasi diri selama setahun ke belakang dan mengatur resolusi
di tahun yang baru agar bisa lebih baik dari sebelumnya. Momen tahun
baru juga biasa dijadikan sebagai momen khusus bagi keluarga untuk
meningkatkan keakraban dan kebersamaan seluruh anggota keluarga dengan
berkumpul di rumah atau pergi berlibur bersama.
Tahun baru sendiri adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan
berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun
selanjutnya. Hampir di seluruh dunia tahun baru jatuh pada tanggal 1
Januari, ini dikarenakan hampir seluruh negara di dunia mengadopsi
kalender Gregoria. Kalender Gregorian adalah kalender yang sekarang
paling banyak dipakai di Dunia Barat. Kalender ini merupakan modifikasi
dari Kalender Julius.
Sejarah tahun baru bisa kita lihat dari dari buku yang berjudul The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari
permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi
mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang,
pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama
Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya
menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Dewa Janus sendiri merupakan sesembahan bagi kaum Pagan Romawi (kaum
kafir/pemyembah berhala). Bulan Januari atau yang berarti bulannya Janus
ditetapkan setelah Desember. Ini dikarenakan Desember merupakan pusat
Winter Soltice, yaitu di mana mereka kaum pagan menyembah Matahari untuk
merayakan ritual mereka pada saat musim dingin. Tanggal 25 Desember
sendiri merupakan pertengahan dari Winter Soltice dan inilah salah satu
dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan
lambang salib. Kaum Pagan ini terkenal dengan kemampuan memasukkan
kebiasaan atau kebudayaan mereka kepada kaum lainnya. Tanggal 1 Januari
adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk
dalam bagian ritual dari perayaan Winter Soltice.
Menyalakan kembang api, mengitari api unggun, dan bernyanyi bersama
merupakan kebiasaan kaum Pagan dalam merayakan tahun baru mereka (atau
Hari Janus). Di beberapa tempat di Eropa, mereka juga menandainya dengan
memukul lonceng atau meniup terompet.
Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar tidak sendirian. Dia
dibantu oleh seorang ahli astronomi dari Iskandariyah yang bernama
Sosigenes. Dia menyarankan kepada Julius Caesar agar penanggalan yang
baru itu dibuat seperti yang dilakukan oleh orang-orang Mesir, yakni
dengan mengikuti revolusi matahari, Di mana satu tahun dalam penanggalan
baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar pun
menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1
Januari. Caesar juga menambahkan agar setiap empat tahun sekali, satu
hari ditambahkan pada bulan Februari, ini dilakukan agar bisa
menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Pada tahun 44 SM,
Caesar merubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau
Juli. Dan nama bulan Sextilis ikut diganti dengan nama Kaisar Augustus,
menjadi bulan Agustus. Dia merupakan kaisar pengganti dari Julius
Caesar.
Sekarang tahun baru identik dengan berbagai hal, salah satunya pesta
kembang api. Kembang api sudah menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan
saat merayakan tahun baru, karena pesta kembang api merupakan acara
puncak dalam setiap perayaan tahun baru. Mereka biasanya akan menghitung
mundur secara bersama-sama menuju pukul “00:00” dan diakhiri dengan
ledakan kembang api di udara.
Kebiasaan atau tradisi perayaan tahun baru berbeda disetiap negaranya.
Perbedaan itu sangat terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan di
tempat tersebut. Di Brazil setiap tanggal 1 Januari tengah malam,
orang-orang di sana selalu menaburkan bunga di laut kemudian mengubur
mangga, pepaya dan semangka di pasir pantainya. Itu dilakukan dengan
berpakaian putih bersih. Semua itu mereka lakukan sebagai penghormatan
terhadap sang dewa Lemanja, yang mereka kenal sebagai dewa laut.
Sedangkan orang-orang Romawi kuno punya kebiasaan saling memberikan
hadiah berupa potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian
tahun. Seiring perubahan zaman kebiasaan tersebut berubah, yang tadinya
memberikan hadiah berupa potongan dahan pohon suci menjadi memberikan
kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus.
Di Jerman, masyarakatnya percaya tidak akan kekurangan pangan selama
setahun kedepan jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New
Year’s Eve di tanggal 1 Januari. Sedangkan bagi penganut agama Kristen
tahun baru masehi selalu dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau
Isa al-Masih, makanya agama Kristen sering disebut agama Masehi. Ini
terlihat dari Masa sebelum Yesus lahir yang disebut tahun Sebelum Masehi
(SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Sedangkan di negeri para dewa, Yunani, pada tahun baru buah delima yang
melambangkan kesuburan dan kesuksesan bagi masyarakatnya ditebarkan
diberbagai tempat. Seperti di depan pintu rumah, kantor maupun took-toko
sebagai simbol doa untuk mendapatkan kemakmuran sepanjang tahun. Di
negeri Pizza Italia tepatnya di kota Naples, tepat pada pukul 00:00 di
malam pergantian tahun, masyarakat disana akan membuang barang-barang
yang sudah tidak terpakai ke jalanan.
Kebiasaan unik di Spanyol pada saat pergantian tahun ialah dengan
memakan anggur sebanyak 12 biji, banyaknya jumlah anggur yang dimakan
melambangkan harapan selama 12 bulan kedepan. Berbeda lagi dengan
kebiasaan masyarakat di negeri sakura, Jepang. Disana masyarakatnya
merayakan tahun baru dengan memakan 3 jenis makanan, yang setiap
makanannya mempunyai simbol tersendiri. Ketiga makanan itu yaitu telur
ikan yang melambangkan kemakmuran, ikan sarden asap yang melambangkan
kesuburan tanah dan manisan dari tumbuhan laut yang melambangkan
perayaan. Sedangkan di negeri tetangga Jepang yakni Korea, pada malam
pergantian tahun masyarakat negeri Ginseng disana menikmati kaldu daging
sapi yang dicampur dengan potongan telur dadar dan kerupuk nasi atau
yang biasa disebut Thuck gook.
Sedangkan di negeri adidaya Amerika, pada tanggal 1 Januari orang-orang
biasanya mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman. Setiap tanggal 1
Januari selalu diisi dengan pawai Rose Bowl di Pasadena, California. Di
sana, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru yakni pada
tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta. Pada tahun baru
orang-orang di sana juga pergi ke gereja atau mengunjungi tempat
pertunjukan.
Sedangkan di negeri kita tercinta, Indonesia, tahun baru dirayakan
dengan berkeliling kota menggunakan mobil dan sepeda motor. Tidak lupa
dengan membunyikan terompet dari kertas karton yang dihias warna-warni.
Ada juga yang pergi berlibur bersama kelurga atau sahabat-sahabtnya,
biasanya mereka pergi ke Bali atau tempat wisata lainnya atau juga
sekedar menyewa Villa untuk mengadakan pesta sendiri.
Tahun baru memang sangat ditunggu-tunggu, tidak hanya oleh masyarakat
Indonesia tapi juga oleh seluruh masyarakat dunia. Berkumpul dengan
orang terkasih di awal tahun bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan
sekaligus penyemangat untuk memulai segala aktivitas di tahun yang baru.
sumber : http://djamandoeloe.com