Dengan cuaca yang sangat panas seperti ini, paling enak berada di dalam rumah yang dingin. Tapi, bukan karena ada bantuan alat pendingin, melainkan rumah itu bisa mendinginkan dirinya sendiri.Ada beberapa cara agar rumah dapat dingin dengan sendirinya, tanpa bantuan alat pendingin. Diantaranya adalah :
Dengan atap rumput
Membuat dak di lantai atas memang jadi salah satu cara untuk mendapatkan ruang terbuka yang lebih di lahan yang tergolong terbatas. Namun, Anda harus tahu jika beton dapat meneruskan panas lebih banyak dibanding atap genteng. Oleh sebab itu, ruangan yang berada di bawah atap beton akan terasa panas. Nah, untuk mendinginkan ruangan di bawah dak beton tersebut, biasanya para arsitek akan melapisi dak beton tersebut dengan rumput. Dengan keberadaan rumput tersebut, panas matahari akan terserap sehingga panas ruangan akan berkurang dengan sendirinya.
Baca Juga : Roof Garden untuk Menjaga Lingkungan dan Menciptakan Suasana Adem
Karena letaknya di atas, konstruksi rumput sedikit lebih rumit dibanding menanam rumput biasa. Yang penting dalam menggunakan atap rumput ada 3 lapisan yang perlu dibuat di atas beton, yaitu media tumbuh (tanah), rongga drainase dan lapisan kedap air (waterproofing).
Dengan jendela rangkap
Kita sudah lama melupakan bentuk jendela rangkap, yakni daun jendela yang berlapis dua. Desain jendela ini biasa ditemui pada rumah-rumah lama, seperti bangunan tradisional atau rumah zaman Belanda. Dulu orang membuat jendela seperti ini bukan karena tren saja, tapi ternyata ada fungsinya. Sebelum teknologi AC diterapkan di rumah, para arsiter berpikir keras bagaimana membuat desain jendela yang fungsional untuk daerah tropis.
Manusia membutuhkan adanya cahaya alami sekaligus aliran udara ke dalam rumah. Dua kebutuhan ini sering bertentangan, jika jendela kaca dipakai untuk memasukkan cahaya ia juga membawa panas akibat radiasi matahari dan memerangkapnya di dalam rumah. Akibatnya rumah menjadi panas. Sementara bila kita menggunakan jendela jalusi saja, di dalam rumah cenderung menjadi gelap. Oleh karenanya, para desainer masa itu menjawab dilema ini dengan membuat desain jendela rangkap. Biasanya jendela rangkap terdiri dari jendela kaca di bagian dalam (arah bukaan ke dalam) dan jendela jalusi di sebelah luarnya (arah bukaan ke luar).
Dengan jendela rangkap, saat pagi dan siang hari ketika matahari bersinar, jendela jalusi bisa dibuka sehingga cahaya masuk melalui kaca. Di malam hari yang terjadi adalah sebaliknya, yakni jendela kaca dibuka dan jendela jalusi ditutup. Dengan demikian, ruang di dalam rumah tetap mendapatkan aliran udara tetap mendapatkan aliran udara dan tetap aman karena tertutup. Nah, jangan terbalik meletakkannya, karena peletakkan jendela di luar maupun di dalam ini mengemban fungsi masing-masing yang berbeda.
Baca Juga : 5 Trik Simpel Membuat Ruang Tamu Sempit jadi Lebih Luas
Dengan peletakkan ruang yang tepat
Cara meletakkan ruang juga dapat membantu terciptanya kenyamanan suhu. Bagilah aktivitas di rumah menjadi 2, yakni aktivitas yang dilakukan sore/malam dan pagi/siang hari. Tempatkan ruang-ruang yang menampung kegiatan di pagi/siang hari pada sebelah barat. Untuk ruang kegiatan sore/malam hari sebaiknya berada di sebelah timur. Contohnya, tempatkan dapur di sisi barat karena aktivitas memasak biasanya dilakukan saat pagi/siang. Selain itu, setiap bukaan sebaiknya berada pada sisi utara dan selatan sehingga cahaya matahari tidak masuk ke rumah secara langsung.
Dengan dinding pelapis
Dengan penangkap angin
Angin cenderung bergerak dengan memilih celah-celah yang sempit. Perbedaan tekanan udara yang drastis antara luar ruang (udara di alam) dan di dalam (udara di rumah) serta adanya celah penghubung keduanya berupa lorong yang berukuran 5,1x1,2x7m ini menciptakan siklus perputaran udara secara terus menerus. Inilah yang menyebabkan ruang-rruang selalu terasa sejuk. Bagian atas lorong dibuat terbuka sampai atap (void) dan diatapi dengan bahan polikarbonat. Dinding dekat atap yang berhubungan dengan ruang luar dibuatkan celah-celah vertikal sebagi lubang ventilasi. Angin juga dapat lewat melalui pintu di tiap ujung lorong.
Perbedaan yang drastis antara tekanan udara luar ruang (tekanan rendah) dan tekanan udara di dalam rumah (tekanan tinggi) ini menyebabkan angin seakan terhisap oleh lorong dan bergerak kencang melalui lorong. Cara kerja ini sebenarnya sama seperti exhaust fan, yakni udara panas diserap oleh mesin. Sementara itu, di tiap ruang dibuatkan lubang-lubang ventilasi, pintu-pintu berjalusi, dan pintu yang berbahan tidak masif agar angin bisa leluasa melaluinya. Prinsip pergerakan angin ini tidak hanya berlaku secara horizontal, seperti pada lorong. Ruang kosong yang sempit dan memanjang secara vertikal (wind tower), seperti shaft, atau void, juga bisa membuat menggerakkan angin di sekitar rumah. Ruang dengan fungsi seperti ini sering pula disebut penangkap angin.
Dengan perbedaan suhu atas dan bawah
Salah satu karakter udara adalah bergeraknya massa udara pada ruang yang memiliki perbedaan suhu. Udara panas selalu bergerak ke atas, oleh karena itu yang bisa kita lakukan adalah menciptakan udara dingin di bagian bawah ruang agar pergerakan udara dapat terus berlangsung. Anda dapat menerapkannya dengan cara membuat bukaan ventilasi berjalusi di bagian bawah pintu, serta di sisi dinding lainnya ventilasinya berada di atas. Atau Anda juga bisa membuat ukuran plafon yang tinggi karena udara yang naik hanya berada di atas dan tidak mengenai tubuh manusia.
Dengan taman di tengah rumah
Tekanan udara di dalam ruang yang lebih tinggi daripada taman akan menyebabkan perputaran udara dalam rumah ke taman. Bila udara di dalam mengalir ke luar maka tekanan udara di dalam turun dan akan membuat udara baru dari luar masuk untuk menggantikannya. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga udara di dalam ruang selalu berganti dengan udara yang baru.
Baca Juga : Catatan Penting dalam Mendekor Ruangan Kecil